Umroh ketiga - Jejak Inspirasi Transformasi

Catatan Pribadi Berbagi Inspirasi Untuk Bertransformasi Menjadi Pribadi Lebih Baik ------------------------------------------------------------------------------------------

Terbaru

Jumat, 02 Agustus 2024

Umroh ketiga

    Setelah umroh kedua, yang dibadalkan untuk bapak mertua, pak subarkah, yang mana dari umroh kedua diuji lutut kanan terkena nyari, tibalah umroh ketiga, dengan masih menahan nyeri dan berbekal tongkat, saya berempat , pak isa, pak munir , pak mudasir mereka dari ponpes darunnajah, mereka bertiga sangat care dan perhatian. Naiklah taxi menuju masjid aisyah di tan'im, 30 riyal dan nanti juga diantar ke masjidil haram.


    Umroh ketiga ini untuk kakek dari ibu, mbah sahmawi. Setelah turun taxi di WC 8, berlanjut jalan ke WC 3, karena mau naik mobil golf, biaya 115 riyal 1 full paket. Tapi pas ketemu mbak mbak bercadar hitam yang jaga stand, ngobrol pakai bahasa arab ternyata sementara golf car hanya ada untuk sai, baru kira kira bulan depan, bisa full beroperasi. Padahal saya butuh yang 1 paket. Mau jalan, tidak mungkin, kaki kanan sudah pakai knee protector. Masak mau membatalkan umroh.

    Akhirnya ada jasa dorong kursi roda, ternyata tidak semua orang arab bisa bahasa indo, jadi belajar bahasa arab sangat penting.

    Awalnya minta 200 riyal, tapi saya bilang uang saya tidak cukup, cuma 100 riyal. Singkat cerita dicarikan orang yang mau, 100 riyal untuk thawaf saja. Akhirnya dapat bapak bapak usia sudah cukup tua, 60 an tahun mungkin, tapi masih kuat.

    Beliau bukan cuma dorong, tapi seperti muthowif, ngasih arahan dan doa doa yang dipanjatkan serta menghitung jumlah putaran.


    Tepat waktu ashar, saya selesai thawaf, lanjut shalat ashar tepat di sekitar hijr ismail. Usai shalat ashar, ditanya sama bapaknya, mau lanjut sai? Cuma 150 riyal, saya cek dompet, cukuplah, akhirnya lanjut sai, kami thawaf dan sai dilantai atas.

    Sepanjang sa'i hanya bisa nangis dan nangis, doa minta kesembuhan, taubat dan lain lain.

    Umroh kali ini lebih banyak ke spiritual journey, seolah olah allah ingin menggugurkan dosa segugurnya bukan hanya dengan amalan ketaatan tapi dititipkan rasa nyeri sebagai penggugur dosa.


    Usai sa'i, dan bayar 160 riyal, 10 riyal sebagai bonus, ditawari si bapak ke tempat awal tadi, akhirnya diantar. Saya minta berhenti di titik multazam. Dari jam 16.45 sampai 19.00 waktu maghrib iktikaf di lantai atas menghadap hijr ismail. Khatam 1 juz, doa, nangis , muhasabah begitu aja terus, dan sampai dapat inspirasi ilmu terkait titipan, amanah, ujian,

    Ba'da maghrib lanjut jalan pulang ke terminal kudai, mampir belanja di danube, di terminal nunggu bis lumayan lama kaki kenceng juga.

    Jam 10 mlm sampai hotel, dan the miracle nya adalah, esok paginya kaki kanan nyeri tinggal 10 persen yang tadinya bener bener 100 persen.

    Tapi, karena selama ini bertumpu ke kaki kiri, jadi kaki kiri yang nyeri sekarang.

    Ala kulli hal, sudah berdamai dengan nyeri, karena tetap khusnudzon bahwa allah kangen dan rindu akan tetesan air mata yang 10 tahun tidak dipersembahkan...air mata atas sadar diri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar