Mengumpulkan Kembali kenangan Indah bersama Pak Haji - Jejak Inspirasi Transformasi

Catatan Pribadi Berbagi Inspirasi Untuk Bertransformasi Menjadi Pribadi Lebih Baik ------------------------------------------------------------------------------------------

Terbaru

Minggu, 02 Juni 2024

Mengumpulkan Kembali kenangan Indah bersama Pak Haji





Siluet-siluet tentang kebersamaan yang lebih dari 10 tahun bersama pak haji terus ada dipikiranku, belum mampu kutahan, karena selalu muncul, sebelum semua itu dan lapuk dengan berjalannya waktu, kusegera menuliskannya apa yang kuingat.

Awal Kedatangan di Jakarta

Setelah wafatnya bapak, kuberangkat ke Jakarta untuk mendaftar ke LIPIA bersama fahrul anam, sesampai di Jakarta kita transit sejenak di kost-kostan mas supri dan mas fathurrahman. Dan sore atau pagi, kita hendak mencari tempat kost sendiri, dan kami pun mau menemui mas musaba yang statusnya masih mahasiswa LIPIA. Waktu itu ketika melihat semua alumni LIPIA, kami menganggapnya orang-orang yang mempunyai haibah tersendri. Awalnya kami tersesat, dan akhirnya dijemput sama mas musa. Kami menuju masjid darul hikam, dan disanalah ku melihat pak haji nasir yang pertama kali, namun baru sekedar melihat. Malahan waktu itu lebih banyak ngobrol dengan pak risman, ngalor ngidul.


2.Tahun-tahun awal di Jakarta

2002 akhir - 2003 : ujian lipia pun dilaksanakan, saya bolak balik masjid ke kost untuk sholat dan belajar sekedarnya, tapi lebih banyak di kost. Karena waktu itu masjid masih banyak orang. Seingatku, waktu itu yang tinggal di situ ada mas wahab, yanto, aziz, musaba, kalo mas ali, ishlah, irwansyah sering ke situ tapi tinggal di luar. Ada mas muharis yang kost dengan mas khusnul. Dan mas rouf yang kadang2 di situ juga. Jadi kamar yang aku tempati sekarang dulunya tempatnya pak haji dan pak risman. Dan yang lainnya ada diruang yang lain.


Pengumuman ujian akhir aku tidak lulus, aku pulang naik kereta, sampai masjid ya biasa nangis lah…yang menghibur waktu itu mas rahmat. Dan pak haji juga sempet dan bilang “ngapain pulang, dah disini aja…belajar buat persiapan”

 

Waktu itu, uang adalah kendala ku, nggak mungkin bayar kost dan biaya hidup yang mahal.


Singkat cerita, aku belajar di almanar dengan hidup numpang di masjid dan makan sendiri, Cuma bubur kacang ijo kalo malam dan pagi nasi uduk.

 

Terus aku mewarisi lemari kecil untuk barang-barangku dari mas ali, dan Allah ngasih jalan akhirnya kalo aku dapat kerjaan untuk hari sabtu dan minggu untuk jaga wartel dan hasilnya lumayan untuk ongkos


3.Kedekatan dengan pak haji.


Entah kapan aku mulai dekat dengan pak haji, aku lupa…karena kedekatan itu tidak langsung tapi melalui proses yang panjang dan selalu dipupuk sampai akhirnya dianggap sebagai anak


Ketika mau daftar LIPIA yang kedua, aku minta doa dari beliau “ kamu sih,,,dulu nggak minta doa..ya semoga lulus” dan Alhamdulillah lulus.


Mulai dekat lagi setelah tau kalau aku punya darah Lombok, dan mulai ngobrol ringan seputar Lombok, nasehat dll.


Dimintai tolong untuk beli sesuatu, dan sisanya untukku. Atau terserah mau beli apa

Suka ngobrol di warnet, diajak makan dan hal itu terus dan terus berlangsung sampai sekarang.


Ketika sudah masuk LIPIA, aku pun pindah ke asrama, jadi aku ke darul hikam Cuma sabtu dan ahad untuk jaga warnet, dan waktu-waktu itulah mulai dekat dengan pak haji, dan hamper semua alumni ma’ahid pada kumpul dan tidur bareng n heboooh pokoknya. Dan juga makan bareng itu sering banget.


Nah sekarang cerita tentang momen-momen kenangan dengan pak haji.


Orangnya Suka masak, dan aku diajakin makan juga, apalagi kalo aku sudah nggak punya ayah, maka makin disayang. J

Ketika aku sakit panas, beliau yang mengompres malam-malam, dan diwaktu yang lain ketika aku sakit diantar ke puskesmas itu pun berkali, dan dibelikan makan, bubur ayam, empek2.

Pernah ingin beli Walkman, nggak punya uang, maka pinjam pak haji dan bayarnya nyicil,,waktu itu harganya 130 rb, jadi bulan bayar cicilan.

Jalan-jalan ke Blok M sama mas musa, pak haji n pinjam uang juga untuk beli tas eiger seharga 170 an waktu itu.

Diajak jalan2 ke gedung PP muhammadiyah, jadi mulai kenal gedung PP

Sering diajak makan keluar, missal sop di dekat tebet, nasi sapi, beli makan sate kulit

Diajak jalan-jalan paling jauh…ke muara angke disana kita makan otak-otak (Cuma kita berdua )

Jalan-jalan bareng semua temen ke gunung gede dan cibodas (memori yang paling manis dan indah )

Jalan-jalan buka puasa dirumah menteri kalo ramdhan

Selalu diantar kuliah pagi-pagi (kadang sampai kampus) dan sampai sekarang sering dianter kalo mau berangkat kerja

Pas pulang kampung pasti dikasih uang saku, dulu pertama kali pernah dikasih sarung tapi saying ketinggalan di angkot.

Kalo pulang kampung sering dianter ke terminal, bahkan lebak bulus

Mengantar ketika wisuda di TMII, malah hamper saja masuk jalan tol heee

Kampanye untuk SBY,,,eh..malah ngebut karena mau dikejar polisi karena lewat jalur khusus mobil

Waktu sakit ginjal, beliau yang bantu dan nganter..nemenin

Tiap aku sakit, pasti dah siap makanan dan kue

Selalu Tanya,,,ada ongkosnya nggak? Pasti selalu dikasih kalo aku agak bokek

Selalu mengalah untuk tempat tidur. Ketika aku sampai di masjid pasti pak haji langsung pindah dari tempat tidurnya,,,padahal itu punya beliau..

Jalan rame-rema ke pantai di banten dan juga kampanye partai matahari bangsa...

Momen banjir besar di Jakarta bersama beliau

Beliau nelpon…”kamu nggak usah kesini, “ waktu banjir besar thn 2013 ini

Sering nelpon ketika aku sudah jarang ke darul hikam…tapi akunya yang agak malas (maafin aku pak haji )

Dosaku…ketika pulang jarang ngasih tau…dan beliau yang nelpon untuk Tanya kabar dan posisi


Air mataku menetes……..


23.Beliau membelaku ketika ada kasus si dosen yang numpang di masjid marah


24.Beliau yang memintakan izin aku utk tinggal di masjid


25. Diajak shilaturahim ke rumah teman2nya


26.Mengorbitkan aku untuk ceramah dan jadi imam di masjid


27. Selalu memanggil “ mi ..makan”….tapi aku yang ogah…makannya nanti2 aja..pas pak haji tidur..mungkin beliau sangat ingin kalo makan ada yng nemenin…


Maafkan aku pak haji kalo aku membirarkan selalu sendiri…dan jarang ngobrol…tapi sayangmu begitu luas dan tak luntur..tetap sabar dan baik,,,,,maafin aku pak haji…

 

Tiap jam 9 malam pasti sudah siap lele atau ayam dimeja, bahkan sarapan pun juga seperti itu..aku bangun jam 9 pagi pun..sarapan sudah ada…

 

Beliau selalu memberikan jatah makannanya utukku…kalo ada nasi kotak yang enak…atau juga aku diikutkan untuk dihitung padahal padawaktu itu aku lagi diluar….

 

Jujur aku bukan anak yang  bisa membalas kebaikanmu semuanya,,,pijatanku, kerokanku, air mineralku nggak mampu menyamai semua kebaikanmu…


Aku nakal….maafin aku pak haji…


Kata terakhir sebelum engkau tak mampu berkata-kata “ mi,,,sana beli lauk..untuk kamu saja…aku lagi asam lambung naik, dah 5 hari nggak makan…..


Itu kata2 terkahir sebelum tak sadarkan diri…


Insya allah nanti dilanjutkan lagi….ku nggak kuat lagi…..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar