"Aha
Moment" di sesi pertama School of Mentor, adalah kata-kata dari gurunda
Rezha Rendy, Jadilah wadah cahaya Nya, jangan menjadi cahaya.
6
bulan terakhir ini, hati dan pikiran sedang lelah-lelahnya menghadapi dinamika
ngurus para santriwati pondok, laporan demi laporan masuk, ada yang ngelakuin
ini dan itu, emosi tak terkontrol. Dan Alhamdulillah nya, lewat wasilah School
of mentor, setidaknya mampu mengcleansing atau mengkalibarasi hati dan pikiran,
"meng-nol-kan" diri.
Isitilah
Menjadi wadah cahaya -Nya, sebenarnya terkonsep dari ayat " Innaka la
tahdi man ahbabta, ....", yang mengingatkan jika kita ini sekedar wasilah
( wadah ) cahaya hidayah buat orang disekitar, jangan memposisikan sebagai
cahaya ( Al Hadi ) karena Cahaya sejati adalah Allah SWT.
Jadi
ceritanya gini, ada laporan jika santriwati binaan telah janjian ketemuan
dengan lawan jenis, masih sebatas ketemuan, tapi itu sudah jadi aib jika yang
melakukan adalah santriwati. singkat cerita laporan masuk, nah disinilah mulai
kebodohan saya, yang lupa bahwa diri ini cuma wadah yang dititipan cahaya -Nya,
sampailah keluar kata - kata " sudah dimentoring, dibinkar, dinasehatin
selama 3 tahun, kalo perbuatan itu nggk boleh, haram bla...bla...bla" Nah,
disinilah kebodohan saya, telah memposisikan seolah-olah sebagai " Al
Hadi", padahal itu hak Allah SWT.
satu
hal lagi, isi materi dari beliau yang menampar diri ini adalah bisa jadi, orang
disekitar belum mampu melihat dan merasakan dari Cahaya-Nya yang dititipkan ke
kita, lantaran "Wadah" nya masih penuh dengan noda, kotoran,
debu-debu yang menjadikan redupnya Cahaya yang telah dititipkan, sehingga orang
sekitar tidak atau belum mampu mengambil manfaat dari cahaya tersebut.
Jangan
salahkan orang lain yang tak mampu menangkap cahaya Nya itu, tapi lihatlah ke
dalam diri, sudah bersihkah "wadah" ini untuk memancarkan cahaya yang
dititipkan Nya untuk orang disekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar