Selain ilmu yang didapat dari pelatihan DUQ, juga didapatkan ilmu dan pengalaman dari teman-teman peserta 27 yang lain, mereka datang dari pesantren yang hebat-hebat, dan pengalaman mereka juga banyak, serta kultur budaya yang berbeda.
ternyata, mayoritas peserta dauroh circle adalah circle gontor, dan berlanjut darunnajah, dan darunnajah memang mempunyai hubungan erat dengan gontor, maka tidak heran ada peserta yang bertanya, pesantren antum tidak ada hubungan dengan circle gontor, kok bisa dapat info pelatihan ini, saya jawab, saya dapat info dari ust musthafa zahir yang menjadi mudir DN Cipining, yang mana beliau adalah teman sekelas waktu di LIPIA dan PTIQ.
ya ...itulah pentingnya memperluas circle dan jaringan, yang saya pikirkan adalah, saya harus mampu masuk ke circle mereka dan membawa / memberi manfaat ke mereka juga. diantara manfaat kecil itu adalah saya meringkaskan materi selama 3 minggu dari penjelasan para dosen yang mengajar.
diantara informasi yang saya dapatkan selama berinteraksi sama mereka adalah ;
1. Pesantren gontor mempunyai istilah pondok cabang dan pondok alumni, dan kedua jenis pondok akan merujuk ke gontor dari segi sistem dan kurikulum. dan terkadang ada yang makin besar dan berusaha mandiri tapi tetap berhubungan dengan gontor, seperti darunnajah
2. kaderisasi dan militansi, diantara rahasia kenapa gontor banyak punya cabang dan pondok alumni, dan Darunnajah mempunyai 22 cabang, kuncinya pada kaderisasi dan militansi. kalau saya lihat mirip dengan kaderisasi model hidayatullah. ketika ada kader diperintah untuk merintis ke daerah dari nol, dia siap, jika tidak siap maka dipersilahkan mencari maisyah ke lembaga lain, dan ketika merintis, pihak pusat akan mensuport secara gaji dan 1 tahun ada modal awal, tapi tahun kedua sudah mampu merintis dan hasil akhirnya akan membesar dan menjadi cabang, dan biasanya dimulai dari tingkat TPA atau rumah al qur'an
3. secara kurikulum mereka juga punya kitab-kitab yang ada disusun sendiri dan ada yang masih merujuk ke gontor, dan saya diberi akses untuk membaca buku putih terkait pesantren muadalah
4. sistem keuangan lembaga yang dibagi 35 : 35 : 30, yaitu gaji , operasional dan investasi
5. gaji guru bisa jadi berkurang dari tahun sebelumnya jika terjadi penurunan murid, jadi jumlah murid berpengaruh dengan jumlah gaji, dan jika suatu saat terjadi over heat keuangan, maka ada guru yang siap dipindah cabang lain yang dirasa membutuhkan guru dan kondisi keuangan masih mencukupi, dan itulah keuntungan dari lembaga yang memiliki cabang.
6. sistem guru piket, jadi gaji guru dihitung full mengajar, dan tentu ada variabel-variabel khusus yang membedakan antara senior, yunior, strata pendidikan dan lainnya, nah guru yang tidak ada jam mengajar di jam tertentu maka bertugas mengecek di kelas yang lain, dan jika ada yang kosong, dia masuk di kelas tersebut untuk mengkondisikan kelas tersebut.
7. Sistem kyai masih mendominasi, jadi jabatan kepala madrasah hanyalah jabatan ekternal
8. pengelolaan BOS fokus untuk pengembangan lembaga, gaji guru diambilkan dari biaya dari santri
9. lembaga ZISWAF dan Ekonomi benar-benar bekerja secara maksimal
10. Kyai masih memiliki beberapa jam dan fokus untuk melakukan pengembangan secara nasional dan internasional
11. ada pemotongan gaji jika tidak ada izin ketika lembaga melakukan kegiatan rutin dan resmi, dan yang bertanggung jawab mengabsen adalah PJ bidang dari kegiatan tersebut, dan sistem absensi nya terpusat by sistem digital.
12. terkait sistem kaderisasi tidak ada kurikulum atau materi khusus, tapi kyai-nya memberikan taujih-taujih secara khusus dan selalu ada saja tamu-tamu dari luar untuk memberikan inspirasi ke lembaga atau santri
13. dari pos biaya investasi, pelatihan yang berbayar 30 jutaan, setiap tahun mereka mampu memberangkatkan 1 - 4 orang dalam 1 tahun
selain hal -hal terkait kepesantrenan, juga mendapatkan akses informasi terkait sistem dan bagaimana belajar ke yaman, ada yang sistem seleksi biasanya kerja sama dengan al bahjah, dan ada juga sistem dauroh saiifiyah yang berbayar juga kisaran 30 juta.
dan info tambahan dari teman yang punya akses ke yaman, selama di makkah, beliau sempat melakukan kunjungan ke rusaifah, ke rumah sayid maliki, tapi kunjungan ke rumah beliau terbatas, bahkan kajian-kajian umum terbuka sekarang banyak diawasi oleh pemerintah, baik model yang seperti sayid maliki atau model wahabi. ruang gerak dibatasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar