Dalam
dunia pendidikan, ada berbagai macam bentuk lembaga pendidikan, ada yang murni
sekolah atau madrasah, murni pondok pesantren ( Boarding School ) dan ada juga
lembaga yang mengkombinasikan antara keduanya. Tantangan bagi lembaga yang
mengkombinasikan antara madrasah dan pesantren lebih rumit jika dibandingkan
dengan lembaga yang hanya berfokus pada madrasah saja atau yang murni
pesantren.
Lembaga
atau yayasan yang menggabungkan antara madrasah dengan pondok pesantren,
hendaknya menentukan tipe atau jenis hubungan antara madrasah dan pondok
pesentren. Ada 2 model hubungan antara pondok dengan madrasah
a.
Pondok Pesantren dibawah Madrasah
b.
Pondok Pesantren membawahi madrasah
untuk
tipe yang pertama, pondok pesanren dibawah madrasah seperti status pondok
pesantren ma’ahid yang ada di kota kudus, jawa tengah, sedangkan untuk tipe
kedua, yaitu pondok pesantren yang membawahi madrasah seperti pondok pesantren
dibawah organisasi massa, seperti muhammadiyah.
Kedua
model hubungan yang disebutkan diatas mempunyai tata kelola dan manajemen yang
berbeda, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Manajemen konflik yang
digunakan juga berbeda, meskipun ada satu permasalahan yang sama-sama muncul
dari kedua jenis model diatas, yaitu sering terjadi dikotomi dan dualisme
antara akademik dan kepengasuhan, padahal madrasah juga harus punya ruh
kepengasuhan, karena santri akan selalu belajar dari apa yang dilihat dan
didengar baik dari lingkungan madrasah dan pondok.
Oleh
karenanya, hendaknya bagi yang mengkombinasikan antara madrasah dan pondok
pesantren menjadi satu kesatuan, maka pondok pesantren idealnya sebagai tepat
untuk menempa pribadi santri terkait “ilmu hidup dan kehidupan “ darul hayah,
dan madrasah sebagai darul ilmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar